Sunday, March 31, 2019

INDEX NEWS UPDATE - Rilis Data Inflasi Bakal Dorong IHSG Menguat


Index News Update, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melaju ke zona hijau, dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.356-6.498
Meski berpotensi menguat, penguatan masih bersifat terbatas dipengaruhi sentimen seputar perlambatan ekonomi global. Baiknya, rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik besok diperkirakan bakal membawa IHSG terangkat positif.

BACA JUGA :
PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
    "Untuk besok ada inflasi dengan konsensus di tingkat 2,5 persen. Ini menjadi sentimen positif di dalam negeri kita meskipun dalam tekanan global perlambatan ekonomi," ujar Analis PT Bahana Sekuritas Lathief Gunawan saat dihubungi Liputan6.com, Senin (1/4/2019).
    Meski begitu, tetap waspadai sentimen dari arah ketidakpastian global.
    "Sentimen masih dari luar, masih seputar perlambatan ekonomi global, rilisnya PDB Amerika yang mengecewakan dibawah konsensus analis 2,2 persen," tambah dia.
    Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan menyebutkan secara teknikal IHSG menunjukan momentum terkoreksi dengan diperdagangkan di 6.420-6.510.
    Adapun untuk saham anjuran, Analis Lathief menyarankan saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
    Kemudian Analis Nafan merekomendasikan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

    Penutupan Pekan Lalu


    Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing.
    Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/3/2019), IHSG melemah 12,03 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.468,75. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.019,03. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
    Sebanyak 246 saham melemah sehingga menekan IHSG. 169 saham menguat dan 112 saham diam di tempat. Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,95 dan terendah 6.440,91.
    Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 429.072 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham.
    Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 809,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.240.
    Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 2,1 persen, sektor saham infrastruktur dan keuangan masing-masing naik 0,44 persen. Sementara itu, sektor saham konstruksi mendaki 0,11 persen.
    Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 3,12 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,97 persen dan sektor saham barang konsumsi terpangkas 0,73 persen.
    Saham-saham yang menguat antara lain saham SRAJ menguat 25 persen ke posisi 260 per saham, saham RODA mendaki 24,44 persen ke posisi 560 per saham, dan saham KAEF menanjak 9,2 persen.
    Saham-saham yang tertekan antara lain saham BLTA turun 34,69 persen ke posisi 128 per saham, saham KKGI susut 18,65 persen ke posisi 314 per saham, dan saham INAF merosot 17,43 persen ke posisi 4.500 per saham.
    Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,96 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,59 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,82 persen.
    Selain itu, indeks saham Thailand menguat 0,31 persen, indeks saham Shanghai menanjak 3,2 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Indeks saham Singapura naik 0,29 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,99 persen.
    Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, para pelaku pasar memilih sikap wait and see terkait faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal per kuartal turun dari 2,6 persen menjadi 2,2 persen.
    “Di sisi lain pada dinamika Brexit yang berkembang saat ini masih deadlock. Adapun sentimen positif dari domestik masih minim,” ujar dia.

    Sumber : LIputan 6

    Thursday, March 28, 2019

    INDEX NEWS UPDATE - IHSG Menanjak 36,05 Poin Berkat Aksi Beli Investor Asing


    Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan saham. Hal itu didukung aksi beli investor asing.
    Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (28/3/2019), IHSG menguat 36,05 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.480,78. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke posisi 1.019,01. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
    Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.480,78 dan terendah 6.445,35.

    BACA JUGA :
    PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
    RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
    PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
    PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook

      Total frekuensi perdagangan saham 404.585 kali dengan volume perdagangan saham 13,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 278,99 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.242.
      Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar susut 0,76 persen.
      Sementara itu, sektor saham keuangan melonjak 1,22 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Kemudian sektor saham infrastruktur menanjak 1,03 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,45 persen.
      Saham-saham yang menguat antara lain saham YELO melonjak 25 persen ke posisi Rp 350 per saham, saham VINS meroket 16,57 persen ke posisi Rp 119 per saham, dan saham JAWA mendaki 13,33 persen ke posisi Rp 136 per saham.
      Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JPFA susut 9,3 persen ke posisi Rp 1.950 per saham, saham FOOD merosot 7,89 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham ERAA tergelincir 5,53 persen ke posisi Rp 1.795 per saham.
      Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,16 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,38 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,16 persen.
      Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,82 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,61 persen dan bukukan pelemahan terbesar, indeks saham Shanghai terpangksa 0,92 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,06 persen.
       Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan memberikan efek positif bagi meningkatnya aliran dana yang mengalir ke pasar modal Indonesia.
      Di sisi lain, meredanya sentimen kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan perang dagang Amerika Serikat (AS)-China turut memberikan katalis positif IHSG.

      Pergerakan IHSG pada Awal Sesi Perdagangan

      Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal ini berbeda dengan laju bursa saham global yang melemah.
      Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis 28 Maret 2019, IHSG naik 15,74 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.460,48. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG mendaki 13,4 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.458,13. Indeks saham LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 1.014,32. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
      Sebanyak 122 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 83 saham melemah dan 141 saham diam di tempat.
      Pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.466,88 dan terendah 6.454,84.
      Total frekuensi perdagangan saham 29.516 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 627,1 miliar.
      Investor asing beli saham Rp 2,33 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.257.
      Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi susut 0,22 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,28 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,08 persen.
      Sementara itu, sektor saham industri dasar menguat 0,83 persen, sektor saham manufaktur mendaki 0,51 persen dan sektor saham aneka industri naik 0,50 persen.
      Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham CAKK naik 21,91 persen ke posisi Rp 434 per saham, saham YELO melonjak 12,14 persen ke posisi Rp 314 per saham, dan saham GHON menanjak 7,57 persen ke posisi Rp 1.350 per saham.
      Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PICO turun 13,10 persen ke posisi Rp 252 per saham, saham CASS merosot 6,94 persen ke posisi Rp 670 per saham dan saham FILM turun 5,71 persen ke posisi Rp 825 per saham.
      Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 0,33 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,80 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,73 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
      Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 0,35 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,22 persen. Indeks saham Singapura bukukan penguatan 0,09 persen.

      Sumber : Liputan 6

      Wednesday, March 27, 2019

      INDEX NEWS UPDATE - Sentimen Resesi AS Mereda, IHSG Berpeluang Menguat


      Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di level support dan resistance di 6.356-6.498  pada perdagangan Kamis (28/3/2019).
      Fund Manager PT Valbury Capital Management, Suryo Narpati mengungkapkan, kecemasan pasar atas risiko ancaman resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) nampak mengendur.
      "Pelaku pasar saat ini akan fokus pada laporan laba perusahaan. Adapun IHSG kemungkinan menguat di 6.447-6.486," ujarnya di Jakarta, Kamis pekan ini.

      BACA JUGA :
      PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
      RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
      PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
      PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
        Meski begitu, secara teknikal, IHSG menunjukan potensi pelemahan lanjutan. Hal itu seiring terbentuknya pola turun yang mengindikasikan IHSG berpeluang terkoreksi cukup signifikan. 
        "Secara teknikal, IHSG memang menunjukan potensi untuk tertekan kembali dan kemungkinan diperdagangkan pada kisaran 6.416-6.499," ungkap Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji.
        Adapun saham yang dipilih oleh para analis pada perdagangan saham hari ini ialah saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Garuda Maintanance Facility AeroAsia Tbk (GMFI).
        Kemudian saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

        Perdagangan Kemarin

        Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berada di zona merah usai sempat menguat pada awal sesi perdagangan.
        Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 27 Maret 2019, IHSG merosot 25,26 poin atau 0,39 persen ke posisi 6.444,73. Indeks saham LQ45 susut 0,70 persen ke posisi 1.010,41. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
        Sebanyak 209 saham melemah sehingga menekan IHSG. 175 saham menguat dan 145 saham diam di tempat.
        Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,42 dan terendah 6.443,97.
        Total frekuensi perdagangan saham 386.280 kali dengan volume perdagangan 13,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Investor asing jual saham Rp 213,33 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.195.
        Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi naik 0,46 persen dan sektor saham perdagangan naik 0,41 persen.
        Sementara itu, sektor saham industri dasar turun 1,19 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Sektor saham manufaktur tergelincir 0,69 persen dan sektor saham tambang terpangkas 0,84 persen.
        Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham RODA melonjak 24,58 persen ke posisi Rp 446 per saham, saham CAKK mendaki 24,48 persen ke posisi Rp 356 per saham, dan saham FOOD meroket 18,75 persen ke posisi Rp 228 per saham.
        Saham-saham yang melemah antara lain saham KBLV turun 24,58 persen ke posisi Rp 362 per saham, saham BTEK terpangkas 18,75 persen ke posisi Rp 143 per saham, dan saham JAWA turun 12,41 persen ke posisi Rp 120 per saham.
        Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,56 persen dan indeks saham Shanghai mendaki 0,85 persen.
        Sementar aitu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,15 persen, indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 0,23 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,06 persen.
        Selain itu, indeks saham Singapura turun 0,06 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,16 persen.

        Sumber : Liputan 6

        Tuesday, March 26, 2019

        INDEX NEWS UPDATE - IHSG Diprediksi Tertekan Akibat Kondisi Global


        Index News Update, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal melemah pada perdagangan saham hari ini. Pergerakan IHSG masih cukup fluktuatif dipengaruhi oleh ketidakpastian dari faktor global.
        Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menilai, IHSG membentuk formasi bullishharami menandakan ada potensi melanjutkan penguatan.
        BACA JUGA :
        PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
        RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
        PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
        PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
          Namun penguatan ini diperkirakan hanya akan berlangsung dalam jangka pendek melihat ketidakpastian global saat ini. Adapun dia memperkirakan IHSG akan tertekan hari ini diperdagangkan pada level 6.446-6.485
          Berbeda, Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati memprediksi IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada hari ini.
          Menurutnya, IHSG akan berada pada kisaran support 6.377 dan resistance 6.460.
          "Diperkirakan tekanan terhadap Global mereda dan dapat mendorong IHSG untuk bergerak mixed, ditopang sentimen musim laporan laba emiten," jelasnya Rabu (27/3/2019).
          Adapun saham yang dianjurkannya ialah saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
          Sedangkan Dennies menyarankan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Medco Energi International Tbk (MEDCO), serta PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

          IHSG Ditutup Menguat, Rupiah pada Posisi 14.170 per Dolar AS

          Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada penutupan perdagangan saham sore hari ini. Adapun nilai tukar rupiah pada posisi 14.170 per Dolar AS.
          Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (26/3/2019), IHSG menguat 58,74 poin atau 0,92 persen ke posisi 6.470. Indeks saham LQ45 juga naik 1,35 persen ke posisi 1.017,5. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
          Sebanyak 230 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sementara 169 saham melemah dan 138 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.478,04 dan terendah 6.439,58.
          Total frekuensi perdagangan saham sekitar 407.663 kali dengan volume perdagangan saham 13,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun.
          Investor asing beli saham Rp 372,19 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.170.
          Seluruh sektor saham kompak menghijau. Sektor saham industri dasar menguat 1,81 persen, dan bukukan penguatan terbesar.
          Disusul sektor saham konsumsi bertambah 1,20 persen dan sektor saham manufaktur naik 1,34 persen.
          Saham-saham yang cetak kenaikan antara lain saham COCO naik 24,62  persen ke posisi Rp 810 per saham, saham BABP naik 17,95 persen ke posisi Rp 46 per saham, dan saham MDKI menanjak 17,07 persen ke posisi Rp 288 per saham.
          Saham-saham yang tertekan antara lain saham IDPR merosot 24,69 persen ke posisi Rp 482 per saham, saham GAMA tergelincir 18,57 persen ke posisi Rp 57 per saham, dan saham GIAA  terpangkas 13,64 persen ke posisi Rp 462 per saham.

          Sumber : Liputan 6

          Monday, March 25, 2019

          INDEX NEWS UPDATE - IHSG Bakal Melemah Tersengat Sentimen Global


          Index News Update, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan bergerak tertahan melemah terbatas dengan support resistance di level 6350-6425.
          Analis PT Bahana Sekuritas Lathief Gunawan Mohamad menuturkan, sentimen IHSG hari ini lebih dipengaruhi oleh faktor global.
          "Untuk besok masih kemungkinan besar mixed cenderung melemah. Ketidakpastian marketglobal membuat IHSG makin dalam terkoreksi," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (26/3/2019)

          .BACA JUGA
          Adapun dia memperkirakan IHSG cenderung tertekan dengan kisaran support 6.376 dan resistance 6.439.
          Senada, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengungkapkan, pergerakan indeks diperkirakan masih akan fluktuatif didorong oleh ketidakpastian terutama dari sentimen global setelah yield obligasi pemerintah Amerika Serikat menunjukkan tanda resesi.
          Dia melanjutkan, IHSG kemungkinan terkoreksi pada rentang 6.376-6.459
          Untuk saham rekomendasi dari para analis, mereka menganjurkan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), serta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
          Kemudian saham PT JAPFA Tbk (JPFA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

          Perdagangan Kemarin

          Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Di sisi lain, nilai tukar rupiah kembali menguat ke posisi 14.180 per dolar AS.
          Pada penutupan perdagangan saham, Senin (25/3/2019), IHSG merosot 114,02 poin atau 1,75 persen ke posisi 6.411,25. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,13 persen ke posisi 1.004,03. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
          Sebanyak 315 saham melemah sehingga menekan IHSG. 109 saham menguat dan 109 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.474,64 dan terendah 6.391,52.  
          Total frekuensi perdagangan saham sekitar 479.537 kali dengan volume perdagangan saham 13,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun.
          Investor asing jual saham Rp 138,23 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.180.
          10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham barang konsumsi merosot 2,77 persen, dan bukukan penurunan terbesar.
          Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 2,46 persen dan sektor saham manufaktur susut 2,23 persen.
          Saham-saham yang cetak kenaikan antara lain saham BEEF naik 26,32 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham COCO melonjak 23,81 persen ke posisi Rp 650 per saham, dan saham BKDP menanjak 21,31 persen ke posisi Rp 74 per saham.
          Saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA merosot 22,62 persen ke posisi Rp 130 per saham, saham GLOB tergelincir 13,64 persen ke posisi Rp 380 per saham, dan saham PEHA terpangkas 11,41 persen ke posisi Rp 2.330 per saham.
          Bursa saham Asia kompak merosot. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,92 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 3,01 persen.
          Selain itu, indeks saham Thailand turun 1,31 persen, indeks saham Shanghai melemah 1,97 persen, indeks saham Singapura merosot 0,91 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 3,74 persen, dan catatkan penurunan terbesar di bursa saham Asia.
          Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengatakan, sentimen kuat berasal dari kekhawatiran para pelaku pasar global terkait dengan faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
          Indikasinya adalah proyeksi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada Kamis pekan lalu yang lebih dovish terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi turun menjadi 2,1 persen pada 2019.
          "Perlu diketahui, AS adalah negara superpower di bidang ekonomi sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi global pasti kuat. Dengan demikian, indeks AS, regional Asia, maupun komoditas sedang melemah saat ini," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

          Sumber : Liputan 6

          SUmber 

          Sunday, March 24, 2019

          INDEX NEWS UPDATE - Keputusan The Fed Topang IHSG Sepekan


          Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat selama sepekan. Hal ini didorong langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve memutuskan kurang agresif atau dovish dan beri sinyal tak naikkan suku bunga pada 2019.
          Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, Sabtu (23/3/2019), IHSG menguat 0,99 persen dari posisi 6.461 ke posisi 6.525 pada 22 Maret 2019.  IHSG menguat juga didukung saham kapitalisasi besar masuk LQ45 naik 1,1 persen selama sepekan.
          Penguatan IHSG tersebut juga didorong the Federal Reserve memberikan sinyal tak menaikkan suku bunga pada 2019 dan kurang agresif. Investor asing beli saham USD 74 juta atau sekitar Rp 1,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.177 per dolar AS).
          BACA JUGA :
          PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
          RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
          PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
          PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
            Sementara itu, indeks obligasi naik 1,1 persen selama sepekan. Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun berada di posisi 7,61 persen. Posisi dolar AS di kisaran Rp 14.163. Investor asing beli obligasi mencapai USD 803 juta atau sekitar Rp 11,38 triliun hingga perdagangan Rabu.
            Sejumlah sentimen baik eksternal dan internal pengaruhi pasar keuangan global termasuk IHSG. Dari sentimen eksternal, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China mempengaruhi pelaku pasar.
            Presiden AS Donald Trump memperingatkan AS mungkin menetapkan tarif pada barang-barang China untuk "periode substansial" sehingga memastikan pemerintahan China mematuhi perjanjian perdagangan apa pun. Donald Trump juga ingin mencapai kesepakatan perdagangan. Pembicaraan perdagangan akan dilanjutkan pekan depan.
            Kemudian, bank sentral AS juga memutuskan mempertahankan suku bunga acuan usai gelar pertemuan dalam dua hari. Hal ini seiring ekonomi AS melambat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya dan melukiskan gambaran ekonomi jauh lebih lemah dari pada yang disampaikan pemerintah AS.
            Pimpinan bank sentral AS, Jerome Powell menuturkan, ekonomi "berada di tempat yang baik". Akan tetapi, dia mengatakan, pertumbuhan tampaknya melambat dari tahun lalu di bawah tekanan perang dagang antara AS dan China.
            Selain itu, perlambatan ekonomi di Eropa dan China dan memudarnya stimulus dari pemotongan pajak dari partai Republik pada 2017.
            Bank sentral AS saat ini mengharapkan pertumbuhan ekonomi 2,1 persen dari perkiraan pada Desember sebesar 2,3 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi 2020, bank sentral AS perkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 1,9 persen.
            Bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) melihat tanda-tanda kelemahan antara lain pengeluaran konsumen dan investasi. Powell menilai, pertumbuhan agak melambat dari yang diharapkan.

            Sentimen Lainnya

            Sentimen eksternal lainnya yang bayangi pasar keuangan global terkait perkembangan Brexit. Uni Eropa menyetujui penundaan proses Brexit yang berliku-liku yang menghindari Inggris tersingkir tanpa kesepakatan. Uni Eropa menolak proposal Perdana Menteri Inggris Theresa May dan memberlakukan jadwal bagiannya sendiri.
            Dari internal, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga 6 persen selama empat bulan berturut-turut. Selain itu, BI juga merilis sejumlah langkah untuk meningkatkan ekonomi domestik.
            Selain itu, suku bunga simpanan dan pinjaman juga masing-masing dipertahankan pada 5,25 persen dan 6,75 persen.

            Thursday, March 21, 2019

            INDEX NEWS - The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Bakal Melemah


            Index News Update, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham hari ini. Kecenderungan itu diprediksi berkisar di level support dan resistance pada 6450-6520.
            Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menyebutkan, meski secara teknikal IHSG berhasil bertahan diatas level psikologis 6500, momentum bearish (melemah) masih cukup besar pada IHSG hari ini.
            "Tren pergerakan IHSG cukup negatif jika tidak mampu break out atau kuat diatas level 6500. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung melemah dengan support-resistance6450-6520," ujarnya Jumat (22/3/2019).
            Itu diperkuat dengan pernyataan Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan dimana investor menganggap level index saat ini sudah priced-in.
            Pergerakan masih cukup terbatas dipengaruhi oleh keputusan The Fed dan Bank Indonesia (BI) dalam menahan suku bunganya. Adapun ia memprediksi IHSG akan terkoreksi di level 6.485-6.516.
            "Pergerakan masih akan dipengaruhi sentimen global dan rilisnya kinerja emiten untuk tahun 2018," ungkapnya.

            Saham Pilihan

            Adapun saham rekomendasi hari ini seperti saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
            Kemudian Lanjar memilih saham PT JAPFA Tbk (JPFA), PT Timah Tbk (TINS), serta PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

            Sumber : Liputan 6

            Wednesday, March 20, 2019

            INDEX NEWS - Target Transfer Real Madrid Bocor, Zidane Incar Nama Besar


            Index News Update, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu waktu setempat.
            Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 melemah seiring saham keuangan sensitif terhadap suku bunga setelah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS menegaskan sikap kebijakan moneter yang dovish.
            Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 141,85 poin atau 0,55 persen menjadi 25.745,53.
            Indeks saham S&P 500 tergelincir 8,35 poin atau 0,29 persen menjadi 2.824,22. Indeks saham Nasdaq bertambah 5,02 poin atau 0,07 persen menjadi 7.728,97.
            BACA JUGA :
            PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
            RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
            PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
            PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
              Tiga indeks saham utama AS secara singkat berbalik arah usai pernyataan the Fed. Hanya indeks saham Nasdaq yang berakhir di zona positif.
              "Reaksi pertama terhadap pernyataan the Fedl selalu merupakan reaksi yang salah," ujar Art Hogan, Chief Market Strategist National Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/3/2019).
              Pada akhir pertemuan kebijakan moneter selama dua hari, the Fed mengindikasikan tidak melihat kenaikan suku bunga lebih lanjut pada 2019. Kemudian merilis rincian neraca untuk mengakhiri pengurangan bulanan neraca.
              Namun, indeks berubah positif setelah rilis pernyataan itu. Saham bank yang sensitif terhadap suku bunga, meredam reli tersebut. Sektor keuangan alami aksi jual di jam terakhir perdagangan sehingga akhiri sesi dengan turun 2,1 persen.
              Head of Trading Keefe, Bruyette and Woods, R.J Grant menuturkan, kenaikan besar dalam aksi jual di saham bank seiring imbal hasil surat berharga mendatar.
              Wall street reli sejak awal tahun, ketika pimpinan the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell mengatakan akan lebih besar untuk kebijakan moneter. Powell menegaskan, data ekonomi yang beragam dan risiko terkait Brexit serta negosiasi perdagangan sebagai alasan untuk berhati-hati.
              Federal fund futures pun melihat peluang bank sentral akan memangkas suku bunga pada awal 2020.

              Volume Perdagangan Saham

              Di sisi lain, dari 11 sektor saham utama S&P 500, enam sektor berakhir di zona negatif. Saham Fedex Corp turun 3,5 persen usai memangkas proyeksi laba seiring perlambatan pertumbuhan perdagangan global. FedEx membebani indeks transportasi Dow Jones, dan indeks turun 1,3 persen.
              Saham Rival United Parcel Service Inc merosot 2,2 persen. Sementara itu, saham General Mills Inc naik 2,2 persen setelah perseroan melaporkan laba kuartalan lebih baik dari perkiraan.
              Volume perdagangan saham di wall street sekitar 7,76 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume perdagangan saham 7,53 miliar saham selama 20 hari perdagangan.