Sunday, June 30, 2019

INDEX NEWS UPDATE - Krida Jaringan Nusantara Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI


Index News Update, Jakarta - PT Krida Jaringan Nusantara akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Senin (1/7/2019). Perusahaan yang bergerak di bidang usaha kurir dan logistik ini tercatat akan melepas 150 juta saham dengan harga Rp 202 per saham lewat skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Dengan demikian, Perseroan akan memperoleh dana segar sebesar Rp 30,3 miliar. Adapun setelah IPO ini, kepemilikan pemegang saham terbesar Perseroan, yakni PT Grafindo Karya Nusantara akan terdilusi dari 75 persen menjadi 52,50 persen.

BACA JUGA :
PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
    Menurut rencana, Perusahaan diketahui akan menggunakan seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya untuk melunasi pembelian tanah dengan luas 1.047 meter persegi dan bangunan 5.529 meter persegi di Jalan Kramat VI, Jakarta.
    Tanah dan bangunan ini merupakan sarana penunjang aktivitas operasional jasa pengiriman barang-barang pindahan dan pengiriman paket. Nilai objek pengambilan ini sebesar Rp 37,63 miliar.
    Diketahui, Krida Jaringan Nusantara membeli tanah dan bangunan ini dari Pectrus Daruyani yang saat ini memiliki 6,5 persen saham Perseroan.
    Dalam aksi korporasi ini, penjamin pelaksana emisi efek Perseroan (underwriter) ialah Panca Global Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek IPO adalah Dhana Wibawa Sekuritas, Evergreen Sekuritas Indonesia, Investindo Nusantara Sekuritas, dan Panin Sekuritas.

    Sumber : Liputan 6

    Thursday, June 27, 2019

    INDES NEWS UPDATE - IHSG Diprediksi Terkoreksi Usai Sidang MK


    Index News Update, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan usai pengumuman hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres, pada Kamis kemarin. Pelemahan indeks diprediksi akan berlaku dalam jangka pendek direntang support6.306-6.329 dan resistance 6.367-6.383.
    Analis PT Artha Sekuritas, Juan Harahap menilai, investor akan merefleksikan hasil keputusan MK guna melihat prospek sektor pada masa jabatan kepresidenan yang terpilih.

      Sementara itu, di akhir pekan ini, investor akan lebih berhati-hati mengingat pertemuan yang emosional akan terjadi pada akhir bulan ini yakni G20 di Jepang.
      Adapun Juan memproyeksikan IHSG akan terkoreksi pada kisaran support 6.306 dan resistancedi 6.383.
      Di sisi lain, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Ibrahimsyah memprediksi IHSG memang masih rawan bergerak ke zona negatif di rentang 6.269-6.370.
      Adapun sejumlah rekomendasi saham menurutnya hari ini ialah saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), dan PT Japfa Tbk (JPFA).
      Kemudian Juan menyarankan investor untuk memburu saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), hingga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

      Putusan Sidang MK Tentukan Stabilitas IHSG ke Depan

      Sejumlah massa terlihat ramai menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi pada hari ini. Kinerja indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun diperkirakan akan ikut terpangaruh dari aksi unjuk rasa MK ini.
      Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, jika massa dapat kondusif merespons hasil putusan MK, maka hal itu berdampak positif pada pasar.
      "Kalau tidak bisa menerima, ya jelas IHSG pasti akan terpengaruh cukup dalam (tertekan)," tuturnya kepada Liputan6.com, Kamis (27/6/2019).
      "Tapi sebaliknya, kalau menerima dan semua adem ayem, ini akan jadi katalis yang bagus buat pasar," tambah dia.
      Dia pun berharap, apapun hasil keputusan yang ditetapkan MK nanti, masyarakat bisa cukup jernih menanggapi hasilnya.
      "Karena ini membuat kepastian mengenai masa depan Indonesia dan stabilitas ekonomi tetap terjaga," papar dia.

      Sumber : Liputan 6

      Wednesday, June 26, 2019

      INDEX NEWS UPDATE - The Fed Batal Pangkas Suku Bunga, IHSG Bakal Tersungkur


      Index News Update, Jakarta Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan terkoreksi dengan diperdagangkan pada level support 6284-6297 dan resistance 6328-6346.
      Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper mengatakan, dari dalam negeri sendiri, masih minim sentimen yang terbilang dapat mendorong penguatan indeks.
      Selain itu, dari area teknikal penguatan IHSG juga sudah terlihat terbatas. Hal ini mengindikasikan pelemahan sementara untuk jangka pendek akan terjadi.
      Sementara itu, dari global, sinyal pembatalan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral The Fed dinilai memantik reaksi negatif terhadap pasar.

      BACA JUGA :
      PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
      RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
      PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
      PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
        Oleh karena itu, pihaknya memperkirakan, indeks akan bergerak tertahan pada rentang support-resistance di 6.284-6.346.
        "Pelemahan diakibatkan oleh ketidakpastian setelah investor mencerna pernyataan dari The Fed yang akan kembali mengkaji penurunan suku bunga," tutur dia dalam risetnya di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
        Selain sentimen global The Fed, Investor kini juga cenderung berhati-hati sebelum pertemuan Trump dan Xi Jinping pada hari Sabtu pekan ini.
        Sebabnya, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Nafan Aji Gustama memprediksi IHSG masih berpeluang tersungkur di zona negatif di kisaran 6285-6346.
        Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor hari ini antara lain saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP).
        Kemudian saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), hingga saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

        Penutupan Kemarin

        Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Rabu ini. Sebanyak 8 sektor mengalami tekanan.
        Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (26/6/2019), IHSG turun 9,95 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.310,48. Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG sempat berada di zona hijau.
        Indeks saham LQ45 juga melemah 0,28 persen ke posisi 1.001,13. Sebagian besar indeks saham acuan kompak memerah hanya satu yang mampu menghijau yaitu Pefindo25.
        Sebanyak 225 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu 181 saham menguat dan 127 saham diam di tempat.
        Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.334,17 dan terendah 6.303,34.
        Total frekuensi perdagangan saham 513.543 kali dengan volume perdagangan 15,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun.
        Investor asing beli saham Rp 260 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.175.
        Sebagian besar sektor saham tertekan. Hanya ada dua sektor yang mampu menghijau yaitu infrasturktur yang naik 0,35 persen dan perdagangan yang menguat 0,13 persen.
        Sektor perkebunan anjlok 1,24 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul kemudian sektor aneka industri yang melemah 1,05 persen dan sektor industri dasar yang turun 0,60 persen.
        Saham-saham yang kompak menguat antara lain saham POLU mendaki 50 persen ke posisi Rp 432 per saham, saham MYWI mendaki 34,15 persen ke posisi Rp 110 per saham, dan saham BPTR naik 27,47 persen ke posisi Rp 116 per saham.
        Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain saham OCAP turun 15,87 persen ke posisi Rp 1.750 per saham, saham KONI tergelincir 14,73 persen ke posisi Rp 382 per saham, dan saham ALKA susut 13,24 persen ke posisi Rp 380 per saham.

        Sumber : Liputan 6

        Tuesday, June 25, 2019

        INDEX NEWS UPDATE - Golden Flower Bakal Catatkan Saham Perdana di BEI


        Index News Update, Jakarta - PT Golden Flower Tbk, perusahaan bergerak di industri garmen akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham POLU di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Rabu (26/6/2019).
        Head of Investment UOB Kay Hian, John Octavianus mengatakan, Perseroan menetapkan harga penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 288 per saham.
        "Respons pasar bagus selama masa penawaran awal saham pada 17 Mei-27 Mei 2019 kemarin. Sudah tercover semua saham yang ditawarkan," terangnya di Jakarta.

        BACA JUGA :
        PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
        RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
        PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
        PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
          Dia melanjutkan, produsen pakaian Calvin Klein ini melakukan IPO sebanyak-banyaknya 150 juta saham atau 20 persen dari total modal yang ditempatkan atau disetor penuh perusahaan. Perseroan mengincar dana segar dari aksi IPO senilai Rp 43,2 miliar.
          Adapun dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, biaya pemasaran, dan lain lain. Pada 2018, penjualan Perseroan tercatat  sebesar Rp438,46 miliar atau naik 0,16 persen secara tahunan.
          Penjualan ekspor menjadi kontributor terbesar yakni 95,43 persen atau sebesar Rp418,44 miliar, sedangkan Rp23,05 miliar lainnya berasal dari penjualan lokal. 
          Dalam proses penawaran perdana saham ini, perseroan menunjuk Head of Investment UOB Kay Hian sebagai perusahaan penjamin emisi efek. PT Golden Flower Tbk akan menjadi emiten ke-17 yang tercatat di BEI pada tahun berjalan 2019.

          BEI Kantongi Mandat 25 Mandat Calon Emiten Baru

          Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan sudah mengantongi 25 calon emiten baru (pipeline) yang siap melantai di pasar modal. 
          Seperti diketahui, manajemen BEI menargetkan sebanyak 75 emiten melantai di bursa saham pada 2019. Adapun hingga kini 13 emiten telah melakukan initial public offering (IPO) di BEI.
          "Sudah dokumen sudah masuk yang 25 calon emiten. Ada yang menggunakan laporan keuangan Desember, ada yang maret," terang Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.
          Dia menambahkan, sebanyak 25 calon emiten tersebut dipastikan akan melakukan IPO di bursa saham pada 2019.
          "Kita yakin 25 ini masuk semua. Ada beberapa dokumen yang sedang diperbaiki dan sudah diperbaiki. Jadi 25 itu besar kemungkinan akan dicatatkan," paparnya.
          BEI pun terus berupaya mendorong agar lebih banyak calon emiten baru mencari pendanaan di pasar modal.
          "Yang kita tunggu dan sangat support adalah underwriter dan para entrepreneur untuk sampaikan dokumen yang belum lengkap. Karena kondisi pasar saat ini sudah favourible," ujarnya.

          BEI Pastikan Aturan E-Bookbuilding Rampung Oktober 2019

          Sebelumnya, Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan aturan electronic book building (e-bookbuilding) dalam penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) akan tetap dirilis pada kuartal III 2019.
          Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, e-bookbuilding akan dirilis pada Oktober 2019. Sebelum riiis e-bookbuilding, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu.
          "Enggak molor kok, sesuai dengan schedule. Nanti akan ada seperti pilot projectnya terlebih dulu untuk pemakaian e-bookbuilding," terangnya di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.
          Dia menuturkan, saat ini pihaknya tengah memastikan agar sistem e-bookbuilding agar rampung terlebih dahulu. Sedangkan peraturan mengenai porsi penjatahan (allotment) sudah tertera dalam draft peraturan.
          "E-bookbuilding sudah ada di draft peraturan. Uji coba untuk sistem masih dalam proses. Jadi mohon ditunggu dulu," terangnya. "Jadi targetnya ya tetap Oktober ya. Tidak ada perubahan," tegas ia menambahkan.
          E-bookbuilding ini jadi merupakan penawaran awal secara elektronik  terutama dalam penawaran saham perdana. Bookbuilding merupakan proses penawaran awal untuk menentukan harga jual saham penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan mengetahui minat beli investor.

          Sumber : Liputan 6

          Sunday, June 23, 2019

          INDEX NEWS UPDATE - Selama Sepekan, IHSG Meroket 1,04 Persen


          Index News Update, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang pekan ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen ke level 6.315,436 dari 6.250,265
          Sekretaris PT BEI, Hani Ahadiyani menuturkan, mengikuti dengan IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen menjadi Rp 7.193,904 triliun dari Rp 7.119,319 triliun pada penutupan pekan lalu.
          "Untuk rata-rata volume transaksi harian BEI selama sepekan juga mengalami peningkatan sebesar 20,92 persen menjadi 15,236 miliar unit saham dari 12,600 miliar unit saham pada pekan lalu," tuturnya di Jakarta, Sabtu (22/6/2019).

          BACA JUGA :
          PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
          RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
          PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
          PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
            Hani melanjutkan, sepanjang 2019, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 58,992 triliun dan investor asing pada hari ini mencatatkan beli bersih sebesar Rp 366,55 miliar.
            "Sementara untuk rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini mengalami perubahan sebesar 0,83 persen menjadi 470,219 ribu kali transaksi dari 474,176 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya," ucapnya.
            Selain itu, Hani menjelaskan, pada pekan ini, data rata-rata perdagangan IHSG turut mengalami peningkatan, paling tinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI yang mengalami peningkatan sebesar 31,32 persen menjadi Rp11,381 triliun dari Rp8,667 triliun pada pekan sebelumnya.

            BEI Bakal Hapus Saham Gocap pada 2020

            Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mengkaji penghapusan saham gocap atau Rp 50. Penghapusan saham gocap ini mungkin dilakukan pada 2020.
            "Masih dalam kajian, tidak dalam tahun ini. Mungkin tahun depan," ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Laksono Widodo saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Selasa (11/6/2019).
            Sebelumnya, BEI berencana hapus batasan harga saham paling bawah yakni Rp 50 per saham. 
            Sebelumnya Laksono pernah menuturkan, kalau penerapan aturan saham gocap mempertimbangkan kesiapan investor.
            "Untuk sementara kita tunda tahun ini seperti environment apakah sudah sesuai karena terkait investor ritel dan dana pensiun serta kesiapan mereka terhadap perubahan peraturan ini," ujar dia pada Rabu, 20 Maret 2019.

            Sumber : Liputan 6

            Wednesday, June 19, 2019

            INDEX NEWS UPDATE - Menanti Hasil Pertemuan BI, IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan


            Index News Update, Jakarta - Jelang Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada  20 Juni 2019, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat.
            Vice President Research PT Artha Sekuritas Indonesia, Frederik Rasali memprediksi, IHSG akan melanjutkan penguatan dan berhasil tembus ke level 6.300.
            Adapun hari ini menurut dia, IHSG kemungkinan diperdagangkan pada rentang support dan resistance di 6.305-6.356. 
            "Pergerakan indeks ke depan akan dipengaruhi hasil keputusan suku bunga The Fed & Suku Bunga Bank Indonesia," terang dia, Kamis (20/6/2019).

            BACA JUGA :
            PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
            RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
            PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
            PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
              Meski senada, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menuturkan IHSG kemungkinan memang menguat tapi terbatas.
              IHSG, ia perkirakan bakal ditutup ke zona hijau dengan kisaran 6.123 – 6.336.
              Sejumlah saham milik pun jadi rekomendasi William pada hari ini. Saham pilihannya antara lain PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), serta saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
              Sedangkan Frederik menyarankan investor untuk memburu saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

              IHSG Melonjak 81,93 Poin pada Perdagangan Kemarin

              Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak perkasa pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
              Sentimen harapan penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat dan Bank Indonesia (BI) memberi angin segar ke IHSG.
              Pada penutupan perdagangan saham, Rabu, 19 Juni 2019, IHSG meloinjak 81,93 poin atau 1,31 persen ke posisi 6.339,26. Indeks saham LQ45 naik 1,69 persen ke posisi 1.011,48. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
              Sebanyak 265 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 154 saham melemah dan 123 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.339,26 dan terendah 6.289,45.
              Total frekuensi perdagangan saham 485.316 kali dengan volume perdagangan saham 16,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 747,98 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.270.
              10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham industri dasar memimpin penguatan dengan naik 2,68 persen. Disusul sektor saham infrastruktur mendaki 2,12 persen dan sektor saham aneka industri menguat 1,89 persen.
              Sementara itu,saham-saham yang menguat antara lain saham APLN naik 25,13 persen ke posisi Rp 234 per saham, saham DUTI melonjak 22,63 persen ke posisi Rp 5.825 per saham, dan saham ABMM melompat 16,58 persen ke posisi Rp 2.180 per saham.
              Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham PLIN turun 22,11 persen ke posisi Rp 3.700 per saham, saham GLOB terpangkas 19,38 persen ke posisi Rp 258 per saham, dan saham INAF merosot 16,41 persen ke posisi Rp 2.700 per saham.

              Selanjutnya

              Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 2,56 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,24 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,72 persen.
              Selain itu, indeks saham Thailand naik 1,47 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,96 persen, indeks saham Singapura bertambah 1,45 persen dan indeks saham Taiwan menguat 1,97 persen.
              Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, stabilitas fundamental  makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan merupakan sentimen positif dari domestik.
              Sedangkan dari global, pelaku pasar antusias dalam menantikan dialog mengenai negosiasi dagang antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping pada KTT G-20 di Osaka, Jepang. Ia menambahkan, sejumlah bank sentral memangkas suku bunga acuan juga menjadi katalis positif untuk pasar saham termasuk IHSG.
              "Di sisi lain berakhirnya rezim suku bunga tinggi global juga berpengaruh positif bagi indeks. Apalagi para pelaku pasar juga menantikan pengumuman the Fed dan BI dalam menetapkan suku bunga acuan," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

              Sumber : Liputan 6

              Tuesday, June 18, 2019

              INDEX NEWS UPDATE - IHSG Berpotensi Menguat, Awasi Saham Pilihan Ini


              Index News Update, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali berlabuh ke zona hijau menunggu hasil keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).
              Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper menilai, investor masih menanti keputusan suku bunga The Fed dan berharap akan memberikan sinyal pemangkasan suku bunga.
              Sementara itu, menurut Dennies, hari ini sinyal indeks secara teknikal membentuk formasi Bullish Harami, yakni mengindikasikan ada potensi penguatan.

              BACA JUGA :
              PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
              RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
              PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
              PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
                Adapun pada perdagangan saham hari ini, IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 6.216-6.278. 
                "Namun, penguatan saya perkirakan bersifat terbatas. Ini disebabkan investor masih terlihat wait and see menunggu hasil keputusan suku bunga The Fed," terangnya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
                Senada, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya membaca gerak IHSG kemungkinan akan ditutup ke zona positif.
                Akan tetapi, sinyal pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan memudar setelah para pejabat the Fed memperdebatkan penurunan suku bunga untuk melindungi ekonomi Amerika dari meningkatnya perselisihan dagang.
                Oleh karena itu, investor hingga kini terlihat wait and see menjelang FOMC, seakan mencari signal pada kemungkinan pemotongan suku bunga ke depan. 
                Untuk pilihan saham, William merekomendasikan investor untuk membeli saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), hingga PT Astra International Tbk (ASII).
                Sedangkan Dennies menganjurkan para investor untuk memburu saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

                Perdagangan Kemarin

                Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa, 18 Juni 2019. IHSG sempat berada di zona merah selama dua hari sejak perdagangan Jumat pekan lalu hingga Senin kemarin.
                Pada penutupan perdagangan saham, Selasa pekan ini, IHSG naik 66,80 poin atau 1,08 persen ke posisi 6.257,33. Indeks saham LQ45 mendaki 1,47 persen ke posisi 994,70. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
                Sebanyak 207 saham mendaki sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 197 saham melemah dan 134 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.257,33 dan terendah 6.195,13.
                Total frekuensi perdagangan saham sekitar 455.102 kali dengan volume perdagangan 13,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun. Investor asing beli saham Rp 438,01 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.323.
                Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham tambang turun 0,67 persen dan sektor saham industri dasar susut 0,15 persen.
                Sementara itu, sektor saham konstruksi menguat 3,38 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menguat 1,41 persen dan sektor saham aneka industri menanja 1,28 persen.
                Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham BOLA melonjak 25 persen ke posisi Rp 370 per saham, saham SMBR mendaki 24,84 persen ke posisi Rp 980 per saham, dan saham DUTI naik 24,35 persen ke posisi Rp 4.750 per saham.
                Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham BLTZ turun 23,23 persen ke posisi Rp 3.800 per saham, saham INPP turun 19,60 persen ke posisi Rp 800 per saham, dan saham ARMY tergelincir 17,91 persen ke posisi Rp 220 per saham.

                Selanjutnya

                Bursa saham Asia kompak menguat kecuali indeks saham Jepang Nikkei turun 0,72 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 1 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,38 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,84 persen.
                Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 0,09 persen, indeks saham Singapura naik 0,86 persen dan indeks saham Taiwan bertambah 0,34 persen.
                Kepala Riset PT Samuel Internasional, Harry Su menuturkan, kemungkinan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) turun menjadi sentimen positif. Selain itu, secara teknikal, IHSG cenderung mendatar selama dua hari ini. Hal itu mendorong IHSG ke zona hijau. “Dua hari IHSG flat,” ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com.

                Sumber : Liputan 6

                Monday, June 17, 2019

                INDEX NEWS UPDATE - Communication Cable System Catatkan Saham Perdana di BEI


                Index News Update, Jakarta - Pasar modal Indonesia kembali kedatangan emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Communication Cable Systems (CCSI) akan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan BEI pada perdagangan saham Selasa (18/6/2019).
                Manajemen Perseroan mengatakan, harga Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham CCSI tercatat sebesar Rp 250 per saham.
                Perusahaan menawarkan 200 juta saham baru atau sebanyak 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dengan begitu, jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 50 miliar.

                BACA JUGA :
                PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
                RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
                PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
                PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
                  Adapun 93 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal sejalan dengan rencana perseroan mengembangkan proyek fiber optic submarine cable (Proyek FO Submarine) yang akan dilaksanakan pada periode 2019-2020.
                  "Sisanya akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengoperasian Proyek FO Submarine tersebut," ucap manajemen.
                  Adapun Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Head of Investment Banking UOB Kay Hian Sekuritas, John Octavianus sebagai penjamin emisi efek mengungkapkan, pada saat penawaran awal, terjadi oversubscribed hingga dua kali permintaan.
                  Sebagai informasi, CCSI merupakan salah satu pemasok kabel laut serat optik, kabel darat dan pipa HDPE untuk mega proyek Palapa Ring yang merupakan proyek pembangunan serat optik dengan panjang 36.000 kilometer yang terbentang di seluruh Indonesia.

                  Menyusul Bali United, BEI Dorong Arema Lepas Saham di Pasar Modal

                  Klub bola nasional PT Bali Bintang Sejahtera Tbk atau Bali United resmi melantai atau mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini.
                  Perusahaan berkode BOLA ini menjadi klub sepak bola pertama yang mencatatkan saham perdana atau Innitial Public Offering (IPO) di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
                  Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, selain Bali United, ada klub sepak bola lainnya yang juga berpotensi melantai di bursa saham yaitu klub sepak bola Arema.
                  Dia menjelaskan, BEI sudah melakukan pendekatan dengan klub Arema dan diharapkan dapat melakukan aksi serupa, yakni IPO menyusul Bali United. 
                  "Dengan Arema sudah ketemu sebelum libur Lebaran kemarin. Jadi begini, Arema sudah kita lakukan pendekatan dan mereka sekarang sedang concern internal dulu, apa saja yang perlu dipersiapkan," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (17/6/2019).
                  Selaku otoritas bursa, pihaknya tentu berharap Arema dapat secepat mungkin melakukan aksi IPO. Namun, aksi korporasi itu ditentukan sejauh mana pihak internal Arema mempersiapkan rencana IPO tersebut.
                  "Ya tergantung pengurus internalnya dulu. Kita beri kesempatan mereka untuk mencerma. Dari kita ya kita sih berharapnya semua bisa tahun ini," ucapnya.
                  Selain itu, Nyoman menambahkan, pendekatan juga dilakukan pada klub sepak bola lainnya yakni Persija dan Persib. Namun, untuk kedua klub ini belum sampai pada tahap pertemuan.
                  "Persija dan Persib kita sudah lakukan pendekatan, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa ketemu," tambahnya. Dengan begitu akan banyak klub bola yang menyusul Bali United melantai di BEI.

                  Sumber : Liputan 6