Tuesday, September 1, 2020

INDEX NEWS UPDATE - Perkembangan Harga Emas Diramal Bergerak Seperti Roller Coaster



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA -  Harga emas dunia mencetak penguatan sepanjang pekan lalu setelah melemah dalam 2 minggu beruntun. Di pekan ini, emas dunia diramal bakal menguat kembali ke atas US$ 2.000/troy ons. Akan tetapi jangan senang dulu sebab pergerakannya akan sangat volatil atau turun naik tajam bak roller coaster.

Pada pukul 20:14 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.967,91/troy ons, menguat 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya emas sempat melemah 0,53% dan menguat 0,59%.

Setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu, harga emas memang bergerak dalam volatilitas tinggi. Dalam tempo 3 hari setelah mencapai rekor tersebut, emas ambles lebih dari 10%, menyentuh level US$ 1.863,66/troy ons.

Volatilitas tinggi tersebut diprediksi masih akan berlanjut di pekan ini, turun naiknya bahkan dikatakan bisa lebih dari US$ 100 per hari.

"Kita telah mengalami volatilitas tinggi selama beberapa minggu terakhir dan itu tidak akan berubah. Banyak hal yang jadi pemicunya - valuasi di pasar ekuitas, komentar Ketua Fed pada hari Kamis, pemilihan pada bulan November," kata direktur perdagangan global Kitco Metals Peter Hug.

BACA JUGA : POLITIK DALAM NEGERI - Pemerintah Tak Mungkin Hanyut dalam Resesi

"Volatilitas tetap tinggi setidaknya hingga Desember, sehingga trading emas akan akan sangat sulit" katanya pada hari Jumat. "Setiap ada berita yang keluar dapat memicu pergerakan yang tidak stabil."

Hub memberikan saran baik itu untuk investor maupun trader bagaimana menghadapi emas yang bak roller coaster.

Untuk investor, Hug merekomendasikan untuk menghilangkan emosi dan mempertahankan posisi emas sebagai bagian dari portofolio. "ini bukan waktunya untuk panik," ujarnya.

Sementara untuk trader, Hug menyarankan untuk melihat dari perspektif makro, sebab sulit menempatkan stop loss saat harga bergerak bak roller coaster per harinya. "Jika anda seorang trader harian, akan sangat sulit melakukan trading karena harga bisa naik atau turun tajam. Pastikan anda tetap memiliki modal yang cukup untuk memenuhi margin call," kata Hug yang memprediksi harga emas akan menguji kembali level US$ 2.000/troy ons di pekan ini, dan menjadi trigger bagi pergerakan yang lebih besar.

Seperti disebutkan sebelumnya komentar ketua The Fed (bank sentral AS) menjadi salah satu pemicu volatilitas tinggi emas. Pada malam pekan lalu, The Fed mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.

Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu".

Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi, guna membantu perekonomian yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Kebijakan tersebut membuat emas sempat melesat 1,16% sebelum berbalik turun lagi, sebabnya tidak ada kejutan dalam perubahan kebijakan tersebut, semua sesuai dengan prediksi pelaku pasar.

"Pidato Powell memicu pergerakan roller coaster bagi pasar, khususnya emas, yang menguat nyaris US$ 50 tetapi akhirnya berbalik turun saat pasar menyadari Powell tidak memberikan kejutan apa pun," kata Tai Wong, kepala derivatif logam dasar dan logam mulia diBMO.

Sementara itu menurut Hug, pernyataan Powell pada pekan lalu memang memberikan kebingungan di pasar, tetapi secara makro masih positif untuk emas. "The Fed masih akan sangat akomodatif setidaknya sampai tahun 2021 sampai perekonomian AS bangkit kembali. Dalam konteks tersebut, harga emas masih akan lebih tinggi lagi.


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

No comments:

Post a Comment