Monday, April 29, 2019

INDEX NEWS UPDATE - IHSG Diproyeksikan Cerah, Amati Saham Berikut Ini




Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa (30/4/2019).
Pada hari ini, Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali memperkirakan IHSG diperdagangkan ke zona hijau pada rentang support dan resistance di 6.393-6.444.
Dia menjelaskan, pergerakan IHSG membentuk formasi Morning Star yakni mengindikasikan potensi melanjutkan penguatan dalam jangka pendek.
Untuk waktu dekat, menurutnya investor masih akan menunggu rilis data Foreign Direct Investment (FDI) dan Consumer Confidence Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA :
PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
    Setali tiga uang, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, mengakhiri bulan ke empat di tahun 2019, IHSG kemungkinan masih akan melaju positif.
    "Kinerja emiten dalam kuartal-I 2019 akan menjadi penopang. IHSG akan bergerak di rentang 6321 - 6498," terangnya.
    Untuk saham rekomendasi, menurutnya investor dapat membeli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) (BBNI) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
    Sementara Frederik menyarankan saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

    Perdagangan Kemarin

    Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona hijau yang sebelumnya sempat menguat pada awal pekan ini.
    Pada penutupan perdagangan saham, Senin (29/4/2019), IHSG menguat 24,81 poin atau 0,39 persen ke posisi 6.425,89. Indeks saham LQ45 menguat 0,28 persen ke posisi 1.013,47. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
    Pada awal pekan ini, IHSG menguat 6.428,34 ke posisi tertinggi dan terendah 6.376,70. Sebanyak 227 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 179 saham melemah dan 135 saham diam di tempat. 
    Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 383.980 kali dengan volume perdagangan 18,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 61,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 52,14 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke posisi Rp 14.200.
    Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar turun 0,17 persen dan sektor saham aneka industri melemah 0,55 persen.
    Sektor saham barang konsumsi menguat 0,87 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,82 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,47 persen.
    Saham-saham yang menguat antara lain saham MTPS naik 25 persen ke posisi Rp 1.375 per saham, saham TNCA melonjak 21,48 persen ke posisi Rp 328 per saham, dan saham ABDA mendaki 20 persen ke posisi Rp 6.900 per saham.
    Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham NICK melemah 19,88 persen ke posisi Rp 274 per saham, saham MINA tergelincir 19,09 persen ke posisi Rp 975 per saham, dan saham APEX susut 9,04 persen ke posisi Rp 755 per saham.
    Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,97 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,8 persen, indeks saham Thailand menguat 0,05 persen dan indeks saham Singapura menanjak 1,49 persen.
    Selain itu, indeks saham Shanghai turun 0,77 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,12 persen.
    Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, ada sejumlah faktor yang mendorong IHSG menguat. Stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan. Selain itu, meredanya seintimen perang dagang.
    “Antusiasme terkait perundingan dagang lanjutan antara AS dengan China. Membaiknya kinerja data makroekonomi AS terutama US GDP,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

    Wednesday, April 24, 2019

    INDEX NEWS UPDATE - Wall Street Melemah, Harga Emas Makin Berkilau


    Index News Update, New York - Harga emas menguat dari level terendah pada 2019 seiring reli saham yang terhenti sehingga memberikan dukungan untuk logam mulia.
    Akan tetapi, indeks dolar AS berada di level tertinggi dalam 22 bulan sehingga menjaga harga emas dalam level tertinggi.
    Harga emas untuk pengiriman Juni naik 0,5 persen atau USD 6,2 ke posisi USD 1.297,40 per ounce. Harga emas untuk kontrak paling aktif berada di level terendah sejak 26 Desember. Harga emas telah membukukan kenaikan dalam dua dari tujuh sesi terakhir.

    BACA JUGA :
    PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
    RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
    PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
    PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
      Harga logam mulia mendapatkan tekanan baru-baru ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat.
      Indeks saham S&P 500 dan Nasdaq membukukan posisi tertinggi untuk pertama kali pada perdagangan Selasa waktu setempat. Akan tetapi, harga emas stabil pada perdagangan Rabu setempat seiring wall street yang melemah.

      Selanjutnya

      Indeks dolar AS membukukan penguatan terhadap enam mata uang lainnya. Indeks dolar AS naik 0,4 persen ke posisi 97,98, dan tertinggi sejak Juni 2017.
      Dolar AS menguat dapat membuat harga logam atau komoditas lebih mahal bagi investor pemegang mata uang lainnya.
      "Dengan dolar AS menguat, harga emas dapat melemah. Dalam jangka pendek dapat kembali turun. Harga emas akan berada di kisaran USD 1.1250-USD 1.350," ujar Analis Sevens Reports dalam catatannya.
      Harga emas melemah baru-baru ini dapat membuat aset tersebut lebih menarik. Adapun harga logam lainnya antara lain harga perak untuk pengiriman Mei naik 12,5 sen atau 0,9 persen ke posisi USD 14.916 per ounce.
      Sementara itu, harga tembaga mendaki 0,6 persen menjadi USD 2.91 per pound. Harga platinum untuk pengiriman Juli bertambah 0,6 persen menjadi USD 888,60 per ounce. Sedangkan harga palladium melonjak 2,1 persen ke posisi USD 1.405,10 per ounce.

       Sumber : liputan 6

      Tuesday, April 23, 2019

      INDEX NEWS UPDATE - Menanti Rilis FDI, IHSG Berpeluang Menghijau


      Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali bergerak menguat pada perdagangan saham Rabu, (24/4/2019). IHSG akan bergerak pada level 6.426-6.491.
      Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menuturkan, investor kini akan mengantisipasi data Foreign Direct Investment (FDI) yang akan dirilis oleh pemerintah.
      Dia melanjutkan, pada momen wait and see ini, IHSG berpeluang menghijau dan diperkirakan diperdagangkan pada kisaran 6.426-6.491. 
      "Namun, penguatan juga tampaknya masih bersifat jangka pendek. Jadi pergerakan diperkirakan masih akan terbatas," tuturnya Rabu, pekan ini.

      Sementara itu, selain investasi asing (FDI), Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi berpendapat, sentimen selanjutnya investor akan menanti data persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) guna melanjutkan momentum bullish harga minyak.
      "Tetapi saya perkirakan dalam jangka waktu menengah IHSG berpeluang kembali menguat menguji psikologis ke level 6,500. Itu dengan support resistance 6.394-6.500," ujar dia.
      Adapun saham yang menjadi rekomendasi hari ini menurut kedua analis tersebut, antara lain saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Medco International Tbk (MEDC), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
      Kemudian saham lainnya yaitu saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

      Penutupan IHSG Kemarin

      Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual investor asing.
      Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (23/4/2019), IHSG menguat 48,07 poin atau 0,75 persen ke posisi 6.462,82. Indeks saham LQ45 menanjak 0,98 persen ke posisi 1.022,49. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
      Sebanyak 248 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 171 saham melemah dan 131 saham diam di tempat.
      Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.482,81 dan terendah 6.415,45. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 425.321 kali dengan volume perdagangan 14 miliar saham.
      Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Investor asing lepas saham Rp 174,18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.075.
      Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi merosot 0,13 persen. Sementara itu, sektor saham tambang naik 1,98 persen, dan bukukan penguatan terbesar.
      Disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,53 persen dan sektor saham barang konsumsi menguat 1,25 persen.

      Selanjutnya

      Saham-saham yang menguat antara lain saham ABBA melonjak 14,97 persen ke posisi Rp 169 per saham, saham BUMI mendaki 10,62 persen ke posisi Rp 125 per saham, dan saham LUCK menanjak 14,29 persen ke posisi Rp 960 per saham.
      Sementara itu, saham MTPS turun 23,97 persen ke posisi Rp 920 per saham, saham CPRI tergelincir 22,02 persen ke posisi Rp 131 per saham, dan saham TRIO susut 21,94 persen ke posisi Rp 121 per saham.
      Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng stagnan. Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 0,51 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,23 persen.
      Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,19 persen, indeks saham Thailand naik 0,12 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,35 persen.
      Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong dari internal dan eksternal. Dari internal, penegasan Kementerian Keuangan terkait pelaksanaan APBN 2019 dapat terjaga untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi bisa memberikan sentimen positif untuk IHSG.
      "Penguatan harga komoditas dunia memberikan katalis positif bagi IHSG," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

      Sumber : Liputan 6

      Sunday, April 21, 2019

      INDEX NEWS UPDATE - Usai Libur Panjang, IHSG Menguat Terbatas


      Index News Update, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat terbatas pada awal sesi perdagangan saham Senin pekan ini.
      Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (22/4/2019), IHSG menguat 3,86 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.511,08. IHSG masih naik terbatas 0,8 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.508. Indeks saham LQ45 melemah terbatas 0,02 persen ke posisi 1.029,89.
      Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Sebanyak 130 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 62 saham melemah dan 122 saham diam di tempat.
      Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.516,24 dan terendah 6.505,32.

      BACA JUGA :
      PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
      RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
      PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
      PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
        Total frekuensi perdagangan saham 18.367 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 440,2 miliar. Investor asing beli saham Rp 37,76 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.065.
        Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham barang konsumsi melemah 0,90 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,64 persen dan sektor saham aneka industri merosot 0,48 persen.
        Sektor saham perdagangan menguat 0,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi menanjak 0,17 persen dan sektor saham tambang naik 0,15 persen.
        Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME melonjak 24,60 persen ke posisi Rp 466 per saham, saham GOLD mendaki 9,09 persen ke posisi Rp 600 per saham dan saham CEKA menanjak 8,18 persen ke posisi Rp 1.190 per saham.
        Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham MBTO turun 11,35 persen ke posisi Rp 125 per saham, saham DART merosot 4,9 persen ke posisi Rp 272 per saham, dan saham DPUN susut 4,58 persen ke posisi Rp 125 per saham.
        Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,12 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,13 persen, indeks saham Singapura menguat 0,19 persen, dan indeks saham Taiwan menanjak 0,27 persen. Sementara itu, indeks saham Shanghai turun 0,41 persen.

        Prediksi Analis

        Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham Senin (22/4/2019). IHSG akan berada pada level support dan resistance di 6.451-6.600
        Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai, penguatan IHSG didorong proses pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang berlangsung lancar dan aman pada pekan lalu.
        Oleh karena itu, usai libur panjang ini, dia memproyeksikan IHSG akan bertengger ke zona hijau pada kisaran 6.451-6.600.
        "Secara teknikal pergerakan IHSG memang mengalami koreksi pada perdagangan Kamis (18/4) setelah dibuka gap up. Namun, koreksi ini hanya bersifat sementara untuk menutup gap sebelum melanjutkan penguatan kembali," tutur dia.
        Sementara itu, Fund Manager PT Valbury Capital Management Suryo Narpati menuturkan, hasil perhitungan quick count memang ditenggarai menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks.
        Menurut dia, IHSG berpeluang bergerak ke zona hijau di rentang 6.498-6.452.
        Adapun saham-saham yang direkomendasikan ialah saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra Internasional Tbk (ASII), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Kemudian saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), serta PT PP Tbk (PTPP).

        Penutupan Perdagangan Kamis

        Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Aksi beli investor asing topang penguatan IHSG.
        Pada penutupan perdagangan saham, Kamis 18 April 2019, IHSG menguat 25,67 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.507,22. IHSG naik 0,60 persen ke posisi 1.030,11. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
        Penguatan IHSG mulai terbatas pada sesi kedua perdagangan saham. Padahal, awal sesi perdagangan, IHSG sempat menguat signifikan 1,35 persen ke posisi 6.568,84 pada pra pembukaan perdagangan saham.
        Sebanyak 206 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 212 saham melemah dan 124 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.636,33 dan terendah 6.487,22.
        Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 523.125 kali dengan volume perdagangan 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,4 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.043.

        Sumber : Liputan 6

        Wednesday, April 17, 2019

        INDEX NEWS UPDATE - Ada Jokowi Effect, IHSG Berpeluang Menguat?




        Index News Update, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019. Sentimen pemilu 2019 dinilai akan direspons positif pelaku pasar.
        Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG berpotensi menguat didorong euforia pelaksanaan pemilu yang aman dan damai. Selain itu, hasil penghitungan cepat sementara oleh lembaga survei juga memberikan katalis positif.
        Berdasarkan sejumlah hasil hitung cepat dari lembaga survei, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma-ruf Amin masih memimpin.

        BACA JUGA :
        PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
        RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
        PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
        PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
          Selain itu, data ekonomi Indonesia seperti neraca perdagangan surplus USD 540 juta pada Maret 2019 juga memberikan tenaga untuk IHSG.
          "Stabilitas fundamental makro ekonomi yang inklusif dan berkesinambungan juga mendorong IHSG menguat,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (18/4/2019).
          Sedangkan dari eksternal, proses negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China berjalan baik juga akan pengaruhi pasar. Ditambah sentimen dovish dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat dan data makro ekonomi China yang positif antara lain produksi industri dan penjualan ritel.
          "IHSG berpeluang menguat secara teknikal. Ini terlihat dari pola three advancing soldiers candlestick pattern. IHSG akan bergerak di kisaran 6.421,62-6.515,07," ujar Nafan.
          Analis PT Indosurya Sekuritas, Willian Suryawijaya memprediksi hal sama. IHSG berpeluang menguat seiring stabilnya fundamental perekonomian. William prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.389-6.556.
          Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Samuel International Harry Su. IHSG akan menanjak seiring rupiah juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

          IHSG Bakal Reli Usai Pemilu

          Sementara itu, dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia, hasil Pemilu 2019 tidak ada kejutan. IHSG akan berpeluang menguat dan diharapkan reli 5 persen-7 persen usai Pemilu. Hal ini dapat dilihat dari data historical.
          Berdasarkan data Ashmore, pada Pemilu 7 Juli 2009, IHSG menanjak 13 persen usai Pemilu. Sementara itu, pada Pemilu 9 Juli 2014, IHSG menguat satu persen usai Pemilu.  Sebelum pelaksanaan Pemilu 9 Juli 2014, IHSG berada di posisi 5.024 pada 7 Juli 2019 dan sesuda pelaksanaan pemilu yaitu 10 Juli 2014, IHSG berada di kisaran 5.097.Saat itu Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) memenangkan Pemilu.
          Ashmore pun memilih saham untuk salah satu portofolio yang dicermati ketimbang obligasi. Hal itu meski obligasi masih menarik karena inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi suku bunga acuan dipangkas pada semester II 2019.
          Ashmore pun memilih saham-saham bank, bahan bangunan, konstruksi, infrastruktur dan konsumen.
          Adapun sejumlah hal yang perlu dicermati usai Pemilu 2019 antara lain aliran dana investor asing, kebijakan pemerintah untuk menarik foreign direct investment (FDI), dan potensi suku bunga acuan turun pada semester II 2019.

          Pilihan Saham

          Untuk saham-saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
          Sedangkan Nafan memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Erajawa Swasembada Tbk (ERAA).

          Sumber : Liputan 6

          Sunday, April 14, 2019

          INDEX NEWS UPDATE - Awal Sesi Perdagangan, IHSG Melonjak 21,03 Poin


          Index News Update, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan. Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jadi penopang IHSG.
          Pada pra pembukaan perdagangan, Senin (15/4/2019), IHSG menguat 21,03 poin atau 0,33 persen ke posisi 6.426,90. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 25,48 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.431,35. Indeks saham LQ45 mendaki 0,49 persen ke posisi 1.013,39. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
          Sebanyak 120 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 37 saham melemah dan 112 saham diam di tempat.

          BACA JUGA :
          PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
          RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
          PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
          PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
            Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.435,22 dan terendah 6.423,68. Total frekuensi perdagangan saham 12.618 kali dengan volume perdagangan 1,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 308,9 miliar.
            Investor asing beli saham Rp 543,60 juta di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.063.
            10 sektor saham menguat di awal sesi perdagangan. Sektor saham aneka industri naik 1,6 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 0,60 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,42 persen.
            Saham-saham yang menguat antara lain saham HRME naik 34,83 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham MTPS melonjak 24,67 persen ke posisi Rp 935 per saham, dan saham MFMI mendaki 15,87 persen ke posisi Rp 730 per saham.
            Saham-saham yang tertekan antara lain saham TNCA turun 5,84 persen ke posisi Rp 290 per saham, saham IMPC merosot 3,45 persen ke posisi Rp 840 per saham, dan saham BTON tergelincir 3,12 persen ke posisi Rp 248 per saham.
            Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,18 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,72 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,43 persen.
            Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 1,86 persen, indeks saham Singapura menguat 0,17 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,80 persen.

            Prediksi Analis

            Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terkoreksi pada perdagangan saham Senin, 15 April 2019.
            Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap menilai, kemungkinan IHSG diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.389-6.452.
            "Mendekati pemilu, secara historis IHSG cenderung volatile dan pelaku pasar akan berhati-hati," ucapnya di Jakarta.
            Meski begitu, dia menambahkan, IHSG secara teknikal memasuki pola konsolidasi dengan candle berada di area lower Bollinger band sehingga ada kemungkinan rebound di area support.
            Seirama, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat mengungkapkan, IHSG akan bergerak melemah dengan menguji support dengan range 6350-6425.
            Adapun saham yang laik dibeli menurutnya ialah saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
            Sedangkan Juan menganjurkan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

            Penutupan Perdagangan Jumat Pekan Lalu

            Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG meski terbatas.
            Pada penutupan perdagangan saham, Jumat, 12 April 2019, IHSG melemah tipis 4,3 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.405,86.Indeks saham LQ45 malah naik 0,05 persen ke posisi 1.008,46.
            Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 232 saham melemah sehingga menekan IHSG. 136 saham diam di tempat dan 158 saham menguat.
            Jelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.422,27 dan terendah 6.394,91.
            Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 404.797 kali dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun.
            Investor asing jual saham Rp 608,44 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.093.
            Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 1,08 persen, sektor saham manufaktur menanjak 0,09 persen dan sektor saham tambang menanjak 0,03 persen.
            Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 1,38 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 1 persen dan sektor saham pertanian susut 0,35 persen.
            Saham-saham cetak top gainers antara lain saham HRME melonjak 69,52 persen ke posisi Rp 178 per saham, saham MTPS menanjak 25 persen ke posisi Rp 750 per saham, dan saham ABBA meroket 17,93 persen ke posisi Rp 171 per saham.
            Sementara itu, saham KIOS merosot 24,75 persen ke posisi Rp 1.110 per saham, saham CPRI melemah 23,20 persen ke posisi Rp 149 dan saham JAYA terpangkas 10,83 persen ke posisi Rp 140 per saham.
            Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,24 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,41 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 0,73 persen dan indeks saham Thailand mendaki 0,05 persen.
            Sementara itu, indeks saham Shanghai merosot 0,04 persen, indeks saham Singapura turun 0,10 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,03 persen.
            Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG masih dipengaruhi minimnya sentimen positif dari domestik.

            Sumber : Liputan 6

            Thursday, April 11, 2019

            INDEX NEWS UPDATE - Menteng Heritage Realty Bakal Jadi Pendatang Baru di BEI


            Index News Update, Jakarta PT Menteng Heritage Realty Tbk akan mencatatkan saham perdanadengan kode saham HRME di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Jumat (12/4/2019).
            Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan investasi tersebut menjadi emiten ke-10 di BEI tahun 2019 atau perusahaan tercatat ke-628.

            BACA JUGA :
            PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
            RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
            PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
            PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
              Direktur Utama HRME Christofer Wibisono mengungkapkan, harga Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) ditetapkan sebesar Rp105 per saham.
              Adapun jumlah saham Perseroan yang dilepas ke publik mencapai 1,19 miliar unit. Itu sebesar 20 persen dari modal disetor dan ditempatkan HRME setelah IPO.
              Dari aksi korporasi ini, Perseroan akan memperoleh tambahan modal Rp125,13 miliar. Sebesar 49,55 persen atau sekitar Rp59,6 miliar, akan digunakan untuk mengakuisi PT Global Samudra Nusantara (GSN), perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran.
              Kemudian, 25,57 persen atau setara dengan Rp31 miliar dipakai untuk mengambil alih saham perusahaan perhotelan PT Wijaya Wisesa Bakti Development.

              Selain itu, 19,98 persen atau senilai Rp24 miliar dialokasikan guna meningkatkan modal ke perusahaan investasi yaitu PT Wijaya Wisesa Development. Perusahaan ini memiliki 30 persen saham di Royal Beach Seminyak, Bali.
              "Adapun sisanya 4,90 persen dari dana hasil PUP, akan digunakan untuk modal kerja," ujarnya
              Dalam aksi korporasi ini, HRME menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi efek.

              2018, Jumlah Penambahan Emiten di RI Tertinggi di Asia

              Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengatakan, jumlah perusahaan tercatat atau emiten di pasar modal RI tertinggi dibandingkan dengan Asia. 
              Pihaknya pun mengaku terus mengedukasi serta sosialisasi seperti workshop dan seminar untuk menggenjot semakin banyak perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 
              "Tahun 2018 Indonesia ada 57 perusahaan IPO, Malaysia 22 perusahaan, Thailand 19, Singapura 18, Vietnam 3 perusahaan serta Filipina 1 perusahaan," tutur dia di Gedung BEI, Rabu (10/4/2019).
              Dia melanjutkan, jumlah perusahaan IPO di Indonesia bahkan paling tinggi di Asia yakni di posisi ke-10. Sedangkan dari segi kapitalisasi Indonesia menduduki peringkat ke-25.
              "Jumlah IPO di Asia kita adalah yang paling tinggi kalau di dunia kita nomor 10. Market capitalization kita nomor 25," ucapnya.
              Dia pun berharap pasar modal Indonesia terus tumbuh dengan ditunjukkan semakin banyak perusahaan menjadi perusahaan terbuka (go public).
              "Harapannya dengan diskusi pagi ini kita sudah ada pasar modal yahh bertumbuh dan yang telah mendapatkan pertumbuhan dari Indonesia," kata dia.

              Sumber : Liputan 6