Monday, October 12, 2020

INDEX NEWS UPDATE - Harga Emas Melesat Jauh di Atas US$ 1.900



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga emas dunia melesat 1,6% ke 1.929,43/troy ons, sepanjang pekan lalu. Dolar Amerika Serikat (AS) yang sedang lesu akibat ekspektasi stimulus fiskal di AS membuat emas melesat naik.

Sementara pada hari ini, Selasa (13/10/2020), pukul 10:51 WIB, harga emas terkoreksi 0,46% ke US$ 1.921,16 di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Besarnya pengaruh dolar AS ke pergerakan emas terlihat jelas pada pekan lalu. Indeks dolar AS hanya menguat sekali di hari Selasa, sisanya melemah. Sebaliknya, emas hanya melemah sekali di hari Selasa, sisanya menguat.


Dolar AS dan emas memang memiliki korelasi negatif, artinya pergerakannya berlawan arah, dan itu sangat terlihat pekan lalu.


Dolar AS sedang lesu, tarik ulur pembahasan stimulus fiskal tidak bisa membantu kinerja the greenback. Dolar AS dalam situasi "maju kena, mundur kena" menghadapi stimulus fiskal.


Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa waktu setempat meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.


"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.


BACA JUGA : PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga emas hari ini di Butik Emas Antam turun Rp 2.000 per gram


Dolar AS sempat menguat merespon hal tersebut. Tetapi, tanpa stimulus fiskal pemulihan ekonomi AS akan terancam, dan malah akan tertinggal dari negara-negara lainnya baik di Eropa maupun Asia. Alhasil, dolar AS kembali tertekan.


Sehari setelahnya Presiden Trump berubah sikap terhadap stimulus fiskal, kini mendesak Kongres menyetujui program stimulus senilai US$ 1.200 untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi warga AS, kemudian US$ 25 miliar untuk industri penerbangan, dan US$ 135 miliar pinjaman untuk usaha kecil.


Berubahnya sikap Trump tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik. Kala sentimen pelaku pasar membaik, dolar AS yang merupakan aset safe haven menjadi tidak menarik. Selain itu, jika stimulus fiskal cair, maka jumlah uang yang beredar akan bertambah di perekonomian, nilai dolar AS pun akan melemah.


Terbaru, Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengajukan proposal paket stimulus baru senilai US$ 1,8 triliun. Di sisi kubu oposisi Partai Demokrat, nilai stimulus tersebut terlalu kecil. Demokrat masih tetap mengusulkan paket stimulus bernilai US$ 2,2 triliun.


Sedangkan di kubu pendukung pemerintah yaitu Partai Republik, paket stimulus US$ 1,8 triliun malah dianggap terlalu besar.


Tarik ulur perundingan stimulus tersebut akan menentukan kemana arah emas di pekan ini.


Emas meski juga merupakan aset safe haven tetap menguat akibat pelemahan dolar AS. Selain itu, stimulus fiskal bersama dengan stimulus moneter merupakan "bahan bakar" utama emas menguat di tahun ini hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.


"Jika ada kesepakatan, stimulus akan berpotensi membangkitkan kembali ekspektasi inflasi ke arah target sasaran bank sentral AS (The Fed), bersama dengan suku bunga bunga rendah the Fed menjadi katalis yang sangat bagus untuk emas" kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, melansir Reuters.


Sementara itu hasil survei Kitco terhadap para analis di Wall Street menunjukkan sangat bullish terhadap emas di pekan ini.





PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

No comments:

Post a Comment