Tuesday, May 14, 2019

INDEX NEWS UPDATE - Tekanan Jual Mereda, IHSG Berpeluang Rebound


Index News Update, Jakarta Gerak indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan mencoba menguat (rebound) pada perdagangan saham hari ini. Penguatan IHSG disebabkan tekanan aksi jual yang kini cenderung mereda.
Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengungkapkan, IHSG kemungkinan diperdagangkan pada zona hijau di rentang 6.035-6.103.

BACA JUGA :
PT RIFAN FINANCINDO - Komoditas Emas Akan Jadi Primadona 
RIFAN FINANCINDO - Investasi Emas Masih Primadona di Tahun Politik
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Emas masih akan Menjadi Komoditas Paling Menarik untuk Investasi Berjangka Tahun ini 
PT RFB - Berikan Gambaran Investasi di Tahun 2019, RFB Gelar Investment Outlook
    "Penguatan beberapa hari terakhir sudah dinilai oversold, tekanan jual diperkirakan akan melemah sehingga ada potensi rebound dalam jangka pendek," terangnya di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
    Sementara itu, dari dalam negeri, Investor akan menanti rilis data neraca perdagangan untuk bulan april 2019 yang akan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
    Menambahkan, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan tekanan jual kemungkinan akan berkurang pada satu hingga dua hari ini. Oleh karena itu IHSG berpeluang rebound.
    "IHSG kemungkinan rebound pada kisaran support dan resistance di 6.001-6.036," ucapnya.
    Adapun dia menyarankan investor untuk membeli saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
    Sedangkan Christoper merekomendasikan investor untuk memborong saham PT ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

    Penutupan Kemarin

    Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Imbas ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
    Pada penutupan perdagangan saham,  Selasa (14/5/2019), IHSG merosot 64,19 poin atau 1,05 persen ke posisi 6.071,20. Indeks saham LQ45 susut 1,05 persen ke posisi 950,74. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
    Sebanyak 249 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 141 saham menguat dan 133 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.101,09 dan terendah 6.033,61.

    Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 479.198 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,2 triliun di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.430.
    Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perdagangan naik 0,24 persen. Sektor saham industri dasar turun 1,74 persen, dan bukukan penurunan terbesar.
    Disusul sektor saham keuangan susut 1,38 persen dan sektor saham manufaktur melemah 1,25 persen.
    Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham SOTS naik 27,91 persen ke posisi Rp 330 per saham, saham MTPS melonjak 24,39 persen ke posisi Rp 765 per saham, dan saham POSA mendaki 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham.
    Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MASA merosot 24,55 persen ke posisi Rp 630 per saham, saham DUTI susut 19,65 persen ke posisi Rp 4.600 per saham, dan saham WINS terpangkas 11,36 persen ke posisi Rp 195 per saham.
    Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,14 persen.
    Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,5 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,59 persen, indeks saham Thailand turun 0,46 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,69 persen, indeks saham Singapura susut 0,33 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,37 persen.
    Analis PT Binartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, masih minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari perang dagang antara AS dengan China turut memberikan efek kepada pelemahan IHSG.
    Selain itu, ia menilai, kalau tekanan IHSG masih wajar ini mengingat berlakunya pepatah sell in may and go away.
    Nafan menuturkan, kondisi saat ini dapat mendorong pelaku pasar untuk akumulasi beli dengan catatan bila sentimen positif tiba. Ia prediksi, IHSG dapat kembali positif dengan didukung stabilitas fundamental domestik yang inklusif dan berkesinambungan.
    "Secara teknikal, IHSG sudah sangat oversold," kata Nafan.
    Ia menambahkan, pelaku pasar juga menanti rilis data neraca perdagangan April 2019. Bila hasilnya di atas konsensus pasar akan menjadi sentimen positif untuk IHSG. Adapun untuk sektor saham pilihannya antara lain sektor saham tambang, aneka industri, konsumer, properti, infrastruktur, keuangan dan jasa yang dapat dicermati pelaku pasar.

    Sumber : Liputan 6

    No comments:

    Post a Comment